Pertama, Sydney tempat UNSW, Sydney University, UTS, SCU dan
UWS adalah kota Australia yang wajib dikunjungi. Opera House dan Sydney
Harbour Bridge adalah dua icon Australia yang sudah punyabrand name kuat di seluruh
dunia. Berfoto di depannya adalah jaminan orang akan diakui telah berkunjung ke
Australia, setidaknya bagi teman-teman Facebook atau tetangga dekat rumah.
Tahun baru di Sydney adalah kejadian kelas dunia yang menjadi tujuan wisata
banyak orang bahkan kaum selebritis. Permainan firework yang
fenomenal di jembatan Sydney Harbour menyedot kehadiran jutaan
orang dari segala penjuru dunia.
Kita bisa menjangkau seisi kota dengan bus, train,
tram, taxi, perahu, helikopter atau menyewa mobil di bandara. Terdapat
bis merah bertiket untuk menjelajahinya dari tempat-tempat wisata seperti Sydney
Aquarium, Museum Maritim, Museum of Sydney, The
Australian Museum, Sydney Botanical Garden, Sydney
Harbour National Park, Opera House dan Sydney
Harbour Bridge, dan ANZAC Memorial. Agak keluar kota terdapat
Taronga Zoo, Luna Park dan Bondi Beach yang terkenal
Kota kosmopolitan Sydney dengan 3,6 juta penduduk
membuat kita tidak kesepian selayaknya hidup di Indonesia yang ramai, asal
tidak larut oleh negatif hingar-bingar kota. Kita mudah mendapatkan aneka jenis makanan,
termasuk menu Indonesia disini. Komunitas Indonesia juga ramai di beberapa suburb kota
terbesar Australia ini seperti di Lakemba. Kita juga bisa menikmati indahnya
panorama seisi kota dari ketinggian Sydney Tower dan skywalk
tower. Kalau masih tersisa uang, kita bisa belanja oleh-oleh di Padys market
untuk yang terkenal menjual aneka souvenir “murah”.
Sebagai kota pelabuhan tempat bongkar muat
barang-barang import, di Sydney biaya hidup lebih murah, namun
dengan salary kerja part time yang lebih rendah
dibanding kota semacam Canberra. Yang harus diingat, mencari
pekerjaan part time di Sydney lebih sulit, karena
harus bersaing dengan orang-orang lokal. Sedangkan mencari akomodasi
termasuk mudah di kota yang Central Station-nya bisa ditempuh
dengan 3 jam naik bis dari Canberra ini.
Lalu, Melbourne kota tempat Melbourne University,
Victoria University, La Trobe University, RMIT, Swinburne dan Monash University
ini terkenal dengan event internasional pacuan kuda
tahunan Melbourne Cup, Tenis Australia Open dan F-1 motor GP.
Berjalan-jalan di Melbourne terasa benar-benar di Dunia Barat. Melbourne adalah
perpaduan kota berarsitektur kuno dan modern seperti bisa dilihat dari
gedung tua Flinders street station dan Southern Cross
Station yang ekstra modern. Tram dengan jalur-jalurnya yang
membelah sampai ke sudut-sudut kota adalah alat transportasi khas
Melbourne yang masih berfungsi hingga kini.
Dipadu dengan bus, train, taxy, helikopter perahu
dan sewa mobil berbayar atau suttle bus wisata dan City
Circle tram route gratis, kita bisa menjelajahi kota untuk melihat
Victoria Museum, bioskop IMAX, Museum Imigrasi, Recital and Sound archive, Royal
Botanic Gardens Melbourne, Melbourne Zoo, Melbourne Aquarium, National
Sport Museum, Geelong Baech, Shrine of Remembrance,
melihat aneka karnaval dan art exhibition, menyusuri Yarra river atau
kita bisa nikmati pemandangan seluruh kota dari Eureka
Skydeck Tower yang memiliki 88 tingkat.
Agak keluar kota kita bisa ke Balarat, kota wisata
yang dipertahankan berarsitektur kuno beserta penduduknya yang berpakaian seperti
di abad 19, atau Philip Island untuk melihat habitat
penguin. Menjelajahi Great Ocean Road dengan tebing dan
hamparan pasir sepanjang puluhan kilometer adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Sedangkan untuk oleh-oleh buat keluarga kita di tanah air kita bisa berbelanja
di Queen Victoria Market, untuk membeli aneka T-Shirt, boneka semacam kanguru
dan koala, gantungan kunci, lampu kristal khas Australia, serta
bumerang.
Komunitas Indonesia dan Asia termasuk ramai di kota
yang terlihat sangat multiethnic ini. Kantor Radio Australia
terletak di sisi selatan kota yang dibelah oleh sungai Yarra ini. Di kota yang
bisa dijangkau dengan 8 jam naik bis dari Canberra ini mencari akomodasi
relatif mudah, sedangkan kerja part time dengan membuka
tutup toko, cleaner, menjadi security yang
harus bersaing dengan resident lainnya dari kota
berpenduduk sekitar empat juta jiwa ini dengan salary lebih
rendah dibanding Canberra.
Akhirnya, Canberra kota tempat Australia National University,
University of Canberra, Canberra Institute of Technology dan Australian
Institute of Sport berada dengan julukan Bush
Capital memiliki event terkenal seperti festival bunga “Flouriade”,
multicultural event dan Balloon Fiesta. Di kota dengan bunga Sakura
dan tulip di berbagai sudut, didesain dengan sangat baik oleh Walter Burley
Griffin dengan lingkungan yang alami serta danau buatan di tengahnya sangat
nyaman untuk tempat kuliah.
Kota terdingin di Australia ini adalah tempat Parliament
House dan Perdana Menteri Australia berkantor. Juga berlokasi Museum
Nasional, Perpustakaan Nasional,War Memorial, Royal Australian
Mint, National Film and Sound Archive, Australia
National Botanic Garden, National Gallery, dan Canberra
Deep Space yang gratis. Sedangkan yang berbiaya ada miniatur
bangunan seluruh dunia di Cockingtong Garden, habitat Kanguru,
burung Emu dan Koala di Tidbinbilla Nature Reserve, atau
taman edutaintment Questacon. Kesemuanya bisa kita jangkau
dengan bus Action, taxi atau mobil pribadi. Di musim dingin orang-orang
bahkan dari Sydney dan Wollongong pergi ke Perisher Blue, tiga
jam dari Canberra untuk bermain salju.
Seperti di Melbourne maupun Sydney, Canberra juga
memiliki Telstra tower dari ketinggian 800 meter diatas black
mountain untuk menikmati panorama kota dengan pancaran water jet-nya
di Lake Burley Griffin. Di Canberra agak sulit mencari
akomodasi, namun mudah mencari kerja part time dengan salary yang
boleh dikata tertinggi di Australia. Meski tidak seramai Melbourne
dan Sydney, di Canberra yang saat ini berpenduduk sekitar 350 ribu jiwa
terdapat komunitas Indonesia yang lumayan ramai. KBRI juga terletak di kota
hasil jalan tengah persaingan antara Melbourne dan Sydney untuk menjadi ibu
kota Australia ini.
Sepertinya menjadi kebiasaan kita yang punya kota
obyek wisata namun malah jarang menikmatinya. Kalau rekan-rekan saya di
Melbourne atau Sydney “jarang” menjelajahi kotanya mungkin karena terlalu sibuk
belajar, banyak rekan saya di Canberra malah melakukan konvoi tour ke
beberapa kota dan negara bagian saat liburan. Diantara mereka ada yang berkemah di
beberapa lokasi selama perjalanan yang sangat menantang, diantaranya sampai ke
Sydney, Melbourne, Gong Beach di Wollongong dan Gold
Coast di Brisbane.
Promo wisata di Australia sangat terintegrasi dengan
informasi hotel dan transportasi, dimana kalender wisata tetap telah dirancang
dengan baik yang bisa diakses dari website wisata seperti
visitvictoria.com, sydneytorguide.com.au, Australianexplorer.com, atau dengan
brosur dan buku saku di banyak bus terminal, airport atau train
station. Kalau ingin murah bisa menginap di flat teman kita di kota tujuan.
Di Canberra tersedia bis Greyhound atau Murrays
yang dengan pemesanan online siap mengantarkan kita ke
Sydney atau Melbourne. Kalau ingin lebih cepat, kita bisa meluncur
dari Canberra airport dengan Tiger arways, Virgin Blue atau
Quantas. Dengan beberapa pertimbangan subyektif, sepertinya Canberra
tetap merupakan pilihan terbaik tempat kuliah, dengan kesadaran bahwa tujuan
kita ke Australia adalah untuk menuntut ilmu, bukan wisata.
Wallohu a’lam bissawab.
Sumber: Nico Andrianto
mohon info tempat rumah kontrakan atau kos-kosan untuk mahasiswa dari indonesia.Yudi ( yudi.rrani@gmail.com)
ReplyDeleteMaaf, saya bingung njawabnya, Anda ingin kuliah di kota yang mana di Australia?
Deletegreat story sir...
Delete